Senin, 14 Desember 2009

तुगास फिल्सफत

1. Ontologi diri
Ontologi ini merupakan lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Salah seorang filusuf barat yang paling tua yang kita kenal pada waktu ini adalah thales yang menyelidiki tentang air yang terdapat dimana-mana, beliau menyimpulkan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu. Ontologi diri merupakan penyelidikan yang terdalam dari diri kita yaitu : siapa diri ini dan apa yang diri kita lakukan atau penyelidikan tentang hakekat diri.
Ketika aku menyelidiki tentang hakikat diriku dan merenung sejenak tentang diriku aku pun teringat dengan latar belakang penciptaan semua makhluk, Tuhan mengatakan bahwa manusia jin dan malaikat aku ciptakan hanya untuk beribadah kepadaku,
a. Siapa diriku?
Diriku adalah seorang ‘abid dan hakikat diriku adalah fana tetapi perintahmulah yang membuatku ada dan bahwa aku tidak akan ada tanpa dirimu karena diriku adalah wujud dari dirimu, sifatmu kelihatan karena diriku, dan aku hanya tunduk pada hakikatku sebagai seorang ‘abid dan bukan tertunduk karena keperluanku akan duniaku
2. Bersatunya awal dan akhir.
Nol merupakan suatu yang hampa dan tidak ada apa-apa di dalamnya tapi merupakan suatu permulaan bagi sesuatu yang ada. Tuhan menciptakan tiga waktu untuk makhluknya yaitu awal, tengah dan akhir. Awal merupakan titik permulaan untuk melakukan sesuatu, Tengah sebagai proses menuju apa yang kita tuju, dan Akhir merupakan akhirnya sesuatu yang kita lakukan dan pada akhirnya Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Akhirat adalah tempat bersatunya awal dan akhir. Karena disana aku kau dan kami akan memberikan pertanggungjawaban atas apa yang kau kerjakan dari awal sampai akhir dari kehidupan kamu kau dan mereka. Dan bersatunya awal dan akhir itu adalah akhir dari kehidupan yang kita alami (Akhirat). (from zero to hero).
3. Bahasa sehat dan bahasa sakit.
Bahasa tersusun dari perangkat-perangkat tanda yang di gabungkan dengan cara-cara tertentu. Ada tanda satu demi satu, seperti yang di tunjukkan oleh abjad. Bila hurup-hurup ini di gabungkan dengan cara-cara tertentu maka sejumlah darinya menimbulkan apa yang di namakan “kata-kata”atau “istilah-istilah dasar” bahasa. Misalnya, kita menjumpai hurup a,t,c,d jika a,t,c ketika dari hurup-hurup ini di gabungkan dengan urutan yang tepat maka kita memperoleh kata “cat” ini lah hakekat bahasa.
Dalam bahasa sering adanya kalimat dan pernyataan. jika kata-kata dipersatukan sesuai dengan aturan-aturan sintaksis suatu bahasa, maka terjadilah kalimat-kalimat, misalnya. Harus, kamu, sopan,orang,lain,sama.jika kata-kata ini dibariskan sedemikian rupa sehingga memenuhi aturan-aturan sintaksis maka akan memperoleh pernyataan seperti ini : kamu harus sopan sama orang lain.
Pernyataan dapat digunakan untuk sejumlah tujuan. Pernyataann dapat memuat atau memberitahukan pengetahuan. Misalnya pernyataan : belajar filsafat adalah untuk berfikir bijaksana terhadap sesuatu. Dari pernyataan ini kita mengetahui bahwa melalui belajar filsafat kita akan berfikir bijak dengan berfikir secara mendalam tentang sesuatu fenomena yang terjadi bukan langsung memaknai secara luar saja. itulah inti pernyataan filsafat. Atau misalnya Tuhan Bersifat Pengampun. Yang dimaksudkan untuk memuat informasi bahwa tuhan itu maha pengampun bagi makhluknya yang khilap, atau misalnya pernyataan-pernyataan yang di gunakan hanya sebagai ungkapan puitis seperti “cintaku bersifat abadi” hanya mengungkapkan perasaan, mungkin bersifat puitis. Namun tidak bersifat informatif dan hampir tidak mempunyai ketika kita melihat nya secara harfiah. Ini kalau dilihat secara filsafat bahasa tidak mengandung unsur filsafati.
Jadi bahasa sehat itu adalah bahasa yang aturan-aturan hurup dan katanya bisa menjadi kalimat yang mempunyai makna dalam (memberikan ilmu pengetahuan) dan informatif bukan hanya sekedar pernyataan yang kalau dilihat secara harfiah tidak mengandung makna. Dan bahasa sakit adalah bahasa yang tidak tersusun tata letak kata dan hurupnya sehingga kalimat-kalimat yang ada tidak sesuai dengan maksud pernyataan sehingga tidak sedikit pun memuat informasi atau memberikan ilmu pengetahuan.
4. Kesalahan tertinggi.
Kesalahan tertinggi adalah kesalahan kita pada seorang yang menciptakan kita yaitu Allah, bukan yang lain, atau bukan sesama manusia. Kesalahan manusia lebih kepada kehilapan terhadap apa yang terjadi. kehilapan itu terjadi karena kita belum mengenal satu sama lain. Jadi kesalahan tertinggi adalah kesalahan kita kepada tuhan. Yaitu melanggar apa yang beliau perintahkan dan melaksakan apa yang beliau larang. Ini lah kesalahan tertinggi.